Peter Firmansyah, pria kelahiran Sumedang 4 Februari 1984, terbiasa
mengubek-ubek tumpukan baju di pedagang kaki lima. Ia kerap melihat
teman-temannya mengenakan busana mahal. Mereka tampak bangga, bahkan sombong
dengan baju, celana, dan sepatu yang mereka dipakai. Harga celana jins saja,
misalnya, bisa Rp 3 juta. Peter kecil akrab dengan kemiskinan.
Sewaktu masih kanak-kanak, perusahaan tempat ayahnya bekerja bangkrut
sehingga ayahnya harus bekerja serabutan. Peter pun mengalami masa suram.
Orangtuanya harus berutang untuk membeli makanan.Pernah mereka tak mampu
membeli beras sehingga keluarga Peter hanya bergantung pada belas kasihan
kerabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar