Anak usaha Grup Bakrie di sektor manufaktur tengah bersiap melepas saham
perdana ke publik. Rencananya hal tersebut akan dilakukan pada tahun
2015.
"Tadinya unit kami yang terkait manufacturing pernah ada rencana go public 2013. Tapi melihat situasi di BEI yang tidak terlalu kondusif, kami melihat windows-nya terbuka nanti," ujar Presiden Direktur PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), Bobby Gafur Umar, dalam paparan publik di Bakrie Tower, Jumat, 22 November 2013.
Dalam portofolio perusahaan, anak usaha yang dimaksud adalah PT Bakrie Building Industries (BBI), PT Bakrie Pipe Industries (BPI), dan PT Bakrie Tosanjaya. Tidak disebutkan berapa dana yang diincar perseroan dari aksi tersebut. "Kami masih pertimbangkan apakah akan IPO masing-masing atau gabungan. Misalnya, Bakrie Industries jadi satu. Itu tergantung perekonomian nanti," tutur Bobby.
Sampai dengan triwulan ketiga tahun ini, BNBR mencatatkan kinerja yang tidak menggembirakan dengan rugi bersih senilai Rp 750 miliar. Di periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan masih mengantongi laba bersih sebesar Rp 252,71 miliar. Pendapatan bersih juga turun menjadi Rp 2,93 triliun dari Rp 13,85 triliun di kuartal III 2012.
Pencapaian laba yang negatif itu disebabkan antara lain adanya rugi kurs. Per September 2012, rugi selisih kurs BNBR tercatat hanya Rp 151,01 miliar. Namun, per September 2013, rugi kurs membengkak 81,6 persen menjadi Rp 823,82 miliar. Di lain pihak, penurunan pendapatan disebabkan oleh adanya penjualan saham Bumi Plc kepada BORN pada Juni 2012 serta dekonsolidiasi unit usaha perdagangan Bakrie Petroleun di Agustus 2012.
"Tadinya unit kami yang terkait manufacturing pernah ada rencana go public 2013. Tapi melihat situasi di BEI yang tidak terlalu kondusif, kami melihat windows-nya terbuka nanti," ujar Presiden Direktur PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), Bobby Gafur Umar, dalam paparan publik di Bakrie Tower, Jumat, 22 November 2013.
Dalam portofolio perusahaan, anak usaha yang dimaksud adalah PT Bakrie Building Industries (BBI), PT Bakrie Pipe Industries (BPI), dan PT Bakrie Tosanjaya. Tidak disebutkan berapa dana yang diincar perseroan dari aksi tersebut. "Kami masih pertimbangkan apakah akan IPO masing-masing atau gabungan. Misalnya, Bakrie Industries jadi satu. Itu tergantung perekonomian nanti," tutur Bobby.
Sampai dengan triwulan ketiga tahun ini, BNBR mencatatkan kinerja yang tidak menggembirakan dengan rugi bersih senilai Rp 750 miliar. Di periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan masih mengantongi laba bersih sebesar Rp 252,71 miliar. Pendapatan bersih juga turun menjadi Rp 2,93 triliun dari Rp 13,85 triliun di kuartal III 2012.
Pencapaian laba yang negatif itu disebabkan antara lain adanya rugi kurs. Per September 2012, rugi selisih kurs BNBR tercatat hanya Rp 151,01 miliar. Namun, per September 2013, rugi kurs membengkak 81,6 persen menjadi Rp 823,82 miliar. Di lain pihak, penurunan pendapatan disebabkan oleh adanya penjualan saham Bumi Plc kepada BORN pada Juni 2012 serta dekonsolidiasi unit usaha perdagangan Bakrie Petroleun di Agustus 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar